Seperti yang tertuang dalam artikel sebelumnya, kita akan membahas sedikit tentang pohon yang menjadi ‘pelindung’ bangsa yahudi. Bagaimana ciri pohon itu, lalu kenapa Gharqad menjadi satu-satu nya jenis pohon yang melindungi bangsa Yahudi. Tetapi perlu sekali lagi kita tekankan, bahwa keyakinan kita pada hadist Nabi mengenai pohon Gharqad dan ketakutan bangsa yahudi itu harus melebihi keyakinan mereka pada sabda Rasulullah SAW. Tidak seperti segelintir orang yang membenturkan hadist tersebut dengan keterbatasan akalnya. Menurutnya, semua itu hanya sebatas kiasan atau hal yang tidak mungkin terjadi, seolah ditutup-tutupi kebenarannya. Baiklah, kita beranjak pada pengetahuan tentang Gharqad. Pohon ini bentuknya jauh dari indah, sebab bukan termasuk tanaman hias. Namun pohon ini termasuk salahsatu ‘benda tak bernyawa’ yang membangkang terhadap perintah Allah SWT dengan melindungi bangsa yahudi.

Airmata dunia sudah terlalu kering meratapi kesengsaraan bangsa Palestina. Darah sudah menjadi gelontoran marus yang merata di setiap jengkal tanah Palaestina. Blokade dan isolasi membuat anak-anak Palestina menjerit menahan rasa lapar dan dahaga, mirisnya, semua ini terjadi di kedaulatan tanah Palestina yang di klaim sebagai tanah suci milik yahudi Israel. Yah, tragedi ‘Black Monday’ kemarin adalah penegasan kembali untuk membuka mata semua dunia tentang kiprah, watak dan arogansi Israel sebenarnya. Menentang perdamaian, anti humanisme, bangsa bar-bar dan tak tahu diri. Karena urat malunya sudah terputus, beberapa tahun silam mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon pernah ditanya oleh wartawan tentang batas wilayah negara Israel, maka dengan sombong dia menjawab bahwa batas teritorial negaranya adalah sepanjang kaki-kaki militernya mampu mencengkramkan kuku-kukunya. Batas wilayah negara Israel Raya menurutnya adalah seluruh Timur Tengah, bukan hanya Palestina.

Saya sedikit yakin, akan banyak perbincangan berjurus perdebatan mengenai tema diatas. Baik dalam cakrawala pikir, maupun yang bergulir melalui opini setiap individu. Yah, saya menuangkan tema bahwa sejatinya Islam tak kan pernah ada, jika tak dirangkai dengan sesuatu Maha Karya yang indah, atau seni (art, fan). Perlu pembahasan yang dalam mengenai hubungan Islam dan seni. Tetapi saya akan membahas secara garis besar tentang kandungan seni yang sangat berpengaruh dalam perjalanan Islam. Jika ditilik dari sejarah, ketika Musa As diutus sebagai Nabi dan Rasul di Mesir, kondisi masyarakat saat itu begitu dekat dengan dunia mistik. Ilmu-ilmu sihir merebak ditengah masyarakat dan menjadi kebanggaan setiap orang. Hingga puncaknya, saat Nabi Musa As diserang oleh ribuan ular dari tukang sihir Fir’aun, Maka Allah SWT memerintahkan Musa As untuk melemparkan tongkatnya ketengah ribuan ular. Seketika tongkat itu berubah menjadi ular yang sangat besar, dan melahap semua ular-ular dari para penyamun itu. Saat itu, banyak penyihir yang terkejut dan tidak sedikit pula yang takluk serta mengikuti dakwah nabi Musa As. Kekuatan luarbiasa dari mukjizat Nabi Musa –tentunya- untuk mematahkan kekuatan sihir yang dikagumi saat itu.

Sewaktu kecil, saya masih ingat bagaimana ‘prosesi pen-sucian’ itu terjadi. Mungkin dalam benak saya saat itu, hampir sama dengan umumnya anak-anak yang ingin di sunat (khitan). Karena faktor bujuk rayu orangtua dan kolega, akhirnya bukan takut yang ada, malah saya ingin segera di khitan. “Nanti kalau disunat, kamu punya banyak uang, bisa beli sepeda, beli ice cream, chiki dan makan enak”, rayu para orangtua. Akhirnya, meski harus menahan rasa sakit dan berjalan sedikit renggang beberapa hari, apa yang dijanjikan memang terkabul, saya mendapat banyak amplop, meski untuk memiliki sepeda, adalah cerita lain. Yah, seperti itulah sebuah tradisi yang sebetulnya merupakan kewajiban setiap anak laki-laki untuk di khitan, dengan pesta ataupun tidak. Mungkin pesta atau apapun bentuknya adalah suatu bumbu agar si anak menjadi senang saat akan di khitan. Terlebih menjelang masa-masa libur sekolah, tentu para orangtua memiliki banyak strategi untuk mulai merayu agar si buah hati segera di khitan.

Save our Generation

Seperti biasa, setiap bertemunya, saya selalu mendapatkan kejutan-kejutan segar dari buah pikirnya yang brilian. Bukan hanya sebagai aset bangsa, saya pikir beliau juga adalah aset Islam yang teramat berharga, tuk merealisasikan cita-cita dan rasa rindu pada kejayaan Islam yang kan berkibar dibelahan Bumi manapun. Pada suatu ketika, saya ditanya dengan sebuah pertanyaan klasik. “Kenapa Islam terkenal sebagai agama yang kejam, sadis dan seram (?)”, “Kenapa setiap orang di planet ini yang ingin belajar dan tahu tentang Islam, mereka justru menemukan image yang berlawanan dengan misi Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin (?)”. Sejenak saya berpikir dan hanya menyalahkan para “Oknum Islam” yang membuat image Islam sangat buruk dikalangan non-muslim. Yah, para “teroris” yang mengatas-namakan Islam sebagai media jihadnya tuk memerangi musuh-musuh Islam. Yah, mereka yang sudah membuat citra Islam buruk di dunia international, pikirku kembali menyeruak.