The Magic of Istiqomah

The Magic of Istiqomah

Bismillahi wa solatu asalaamu ‘ala rosulillah,

Ada pertanyaan retoris: “Mengapa anak anak arab yang tinggal di Yaman, umur 2 tahun sudah lancar bahasa Arab? Sedangkan anak orang Arab yang di semarang malah lancar bahasa jawa?” pasti jawabnya: “Ya Jelas saja, lha wong lingkungannya beda, tiap hari lingkungannya bahasa arab, yang disini bahasa jawa”.

Pepatah Minang mengatakan “Lancar kaji karena diulang, Lancar jalan karena ditapaki”. Untuk bisa piawai dalam berbagai hal, maka yang harus dilakukan adalah melakukannya terus menerus, ber ke sinambungan, mudawamah, istiqomah, bahasa sederhanya “Ajeg”.

Seorang sahabat bertanya kepada Baginda Nabi Muhammad sholallohu alaihi wasalam,
“Amal apakah yg paling dicintai Allah?” Rasulullah alaihi sholatu wasalaam berkata,”yg dikerjakan secara tetap walaupun sedikit.” Sabdanya lagi,”Lakukanlah amal perbuatan yang sanggup kamu lakukan” (HR. Bukhori)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)

Imam Hasan Al Bashri saat membaca ayat tadi, beliau pun berdo’a, “Allahumma anta robbuna, farzuqnal istiqomah”
(Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami. Karuniakanlah keistiqomahan pada kami)

Bahkan kita bisa merasakan kemuliaan melestarikan amal atau istiqomah ini luar biasa. Pada Firman Allah azza wa jalla menyatakan “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14)

Kita wajib memahami bahwa salah satu dari sekian banyak keutamaan Istiqomah adalah sebagai penuntas amal, sebagaimana hadits Dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau berkata,
“Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain setelahmu [dalam hadits Abu Usamah dikatakan, “selain engkau”]. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah“, kemudian beristiqomahlah dalam ucapan itu.” Ibnu Rajab mengatakan, “Wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini sudah mencakup wasiat dalam agama ini seluruhnya.”

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)

Tafsiran ayat “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh …” dijelaskan dalam hadits berikut.

“Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.

Adapun beberapa kiat agar kita senantiasa bisa istiqomah dalam menjalankan ibadah, terutama setelah menjalani ibadah di bulan Ramadhan, kita bisa lakukan hal hal sebagai berikut:

1. Hidupkan Sunnah Nabi sholallohu alaihi wasalam
2. Hidupkan Al Qur’an
3. Konsisten (Iltizam)
4. Mengkaji Kisah Hikmah Para Sholihin
5. Berdoa
6. Pilih Teman

Semoga dengan enam kiat diatas, ada yang bisa kita jalankan dalam keseharian kita, maka insya Allah akan dimudahkan kita senantiasa istiqomah menjalankan ibadah hingga akhir hayat kita, aamiin yaa mujibas sa’iliin.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *