Bukan sekedar sensasi sebenarnya –ketika- kita melakukan perjalanan keliling dunia, travelling menuju destinasi-destinasi impian itu memiliki ragam manfaat yang dapat menyeimbangkan manusia dalam dua dimensi. Tentunya sebagai manusia, kita memiliki kecenderungan untuk menikmati tempat-tempat unik yang menyenangkan dalam hidup kita. Selain itu, kita memiliki kesempatan untuk menikmati keindahan suatu tempat agar selalu bersyukur merasakan setiap pojokan bumi yang sangat luas. Membuka mindset dalam menjelajah belahan bumi yang terpijak adalah buah manusia yang melakukan perjalanan menuju tempat-tempat yang ada dalam impiannya. Seperti halnya Rasulullah ketika melakukan perjalanan jauh ke negeri Syam, banyak hal yang ditemukan untuk dijadikan pelajaran dalam dakwahnya. Pun demikian dengan para sahabat yang ‘berkelana’ ke negeri jauh, mengenal dan menyebarkan misi Rahmatan Lil’Alaminnya. Perjalanan kemana pun destinasinya, ketika menghadirkan soul, maka ia akan menjadi sebuah cerminan tentang apa dan siapa dirinya. Menyadari betapa luas dan beragamnya kehidupan di muka Bumi. Tetapi dalam meraih perjalanan indah itu ada dua selling point yang sulit dirasakan, yakni konsisten terhadap jatidiri seorang muslim, dan kenyamananberjalan ditemani orang yang memiliki kesamaan bahasa dan budaya.

Mengakhiri tahun ini, Cordova kembali memberangkatkan jemaahnya ke empat negara di benua Eropa. Bak film bertajuk “Euro Trip” yang keliling dan berkelana mencari cinta, bedanya tentu nuansa yang terlibat dalam perjalanan Cordova ini adalah spirit Muslim Journey, yang memperhatikan segala kehalalan baik makan, minum ataupun budaya yang jauh berbeda. Berawal dari kota Roma, mereka menginjakkan kaki tuk memulai perjalanan yang penuh arti. Kemolekan kota Roma yang menginspirasi film fenomenal Da Vinci Code dari sebuah novel yang juga fenomenal.

Di Roma, kita bisa melihat dan memastikan apa yang dijanjikan Rasulullah SAW tentang keruntuhan kota ini, dan jatuh pada kekuatan Islam. Meski sampai detik ini Roma masih belum berhasil ditaklukkan Islam, lambat laun berdasarkan perkiraan Dr. Yusuf Al-Qardawi dari penjelasan hadits Rasul tentang jatuhnya Roma ke tangan Islam, akan terjadi pada abad ini. Namun bukan melalui perang fisik seperti yang terjadi di masa lalu, namun menggunakan pena, buku dan internet.

Dari Roma melanjutkan menuju kota Pisa, tempat berdirinya menara miring setinggi 60 meter, dan biasa disebut menara Pisa. Banyak hal yang bisa kita temukan di kota ini, yah Pisa ternyata memiliki sejarah yang bersentuhan dengan muslim. Kota Pisa sempat dikuasai kaum muslim pada tahun 1004-1015. Demikian juga dengan katedral Pisa yang pada puncak kubahnya tertulis inskripsi berbahasa Arab yang artinya: Al-Fath (kemenangan).

Dari keindahan seni, kita meneruskan perjalanan ke kota yang tak kalah indah dengan arsitektur bangunan yang mengagumkan. Tataletaknya memanjakan mata untuk tetap memandang dengan sejuta rasa. Modena dan Milan menjadi kota yang teramat sayang tuk dilepaskan dari destinasi. Yah, Modena dijuluki sebagai kota mesin sejak berdirinya pabrik-pabrik mobil terkenal Itali. Mulai dari Ferrari, De Tomaso, Lamborghini, Pagani dan Maserati. Umumnya mereka juga berkantor pusat di Modena. Anda mungkin ingat mobil Ferrari yang dinamai 360 Modena. Demikian juga dengan salahsatu warna Ferrari yaitu Modena Yellow.

Jika di Milan, kata “Belanja”…”Belanja” dan “Belanja” adalah ritual yang menjadi agenda utama wisatawan. Kota ‘aduhai’ ini menjajakan ragam toko dan pusan perbelanjaan yang terkenal semacam: Gucci, Versace, Fratelli, Rossetti, Prada, Cartier dan masih banyak lagi.

Dari Milan, kita beranjak ke Switzerland. Negeri ini berjuluk Trully Switzerland, keindahan kotanya mampu menyihir setiap orang yang menginjakkan kakinya. Kota dan rumah-rumah minimalis yang dikelilingi hamparan pohon cemara, jembatan kayu kuno, bangunan tua, serta puluhan museumnya. Tidak terlupakan juga pemandangan eksotis danau lucernedengan gunung Rigi dan Pilatus. Belum lagi latar belakang salju abadi yang ada sepanjang tahun menghiasi puncak pegunungan Alps.

Belum lagi Perancis dan Inggris yang menjadi destinasi selanjutnya, menjadikan akhir dan awal tahun menjadi sangat bermakna. Tentunya masih dalam dekapan kenyamanan Cordova dalam mengawal perjalanan muslim ke berbagai destinasi di muka bumi.

Silakan unduh detail agenda perjalanannya di sini.

Awal Perjalanan Menuju The City of Three Faiths

Amman, 27 Desember tepat pada jam 09.50 pagi, pesawat Emirates EK 901 landing di Bandara Queen Alia International. Jemaah “Family Journey” Jordan, Al-Aqsa, Dubai dan Abu Dhabi ini mengawali langkahnya pada sebuah perjalanan yang sarat dengan makna. Jejak para Nabi dari tapak bangunan-bangunan tua akan menjelaskan secara detail tentang kebenaran kisah-kisah yang termaktub dalam Al-Qur’an. Matahari pagi itu cukup terik, namun udaranya sangat dingin, suhu yang mencapai 6 derajat celcius ini, cukup membuat badan menggigil meski berjaket dan bersinar mentari. Namun demikian, Semangat Kebersamaan keluarga Besar Rumah Sakit Sari Asih ini mampu menghangatkan kondisi dalam segala hal apapun, termasuk dalam dinginnya udara Jordan pagi itu.

Perwakilan Cordova Jordan sudah menanti tepat di depan pintu imigrasi Bandara. Menyiapkan segala sesuatunya, makanan, minuman, dan beragam snack untuk mengganjal perut saat perjalanan darat menuju Perbatasan Jordan-Israel. Setelah semua siap, rombongan menuju perbatasan yang selama perjalanan disuguhkan pemandangan alam yang membuat hati dan pikiran tertunduk pada kekuasaan-Nya. Bernostalgia dengan semangat keislaman, berlaju dengan tapak-tapak Salafu Sholeh yang berjuang menegakkan kalimat Tauhid. Sesampainya di perbatasan, pemeriksaan dilakukan tentara Israel dengan sangat ketat. Khususnya di perbatasan Allenby Bridge dan Jembatan King Husein. Dari sana, rombongan harus kembali masuk check point, dan penjagaannya tidak kalah ketat. Semua orang diperiksa dengan alat sensor yang sangat sensitif (x-ray).

Di sini, tidak jarang beberapa passport ditahan tanpa alasan jelas, tidak jarang pula tentara Israel mengajukan pertanyaan secara sangat detail kepada kepala rombongan yang akan melintas. Setelah itu, pemeriksaan dilanjutkan di ruang check passport. Di sini biasanya dilakukan verifikasi umur. Orang-orang yang umurnya lebih dari 50 tahun, dibolehkan masuk dengan syarat difoto terlebih dahulu. Bagi yang berusia di bawah 50 tahun, pemeriksaan dilanjutkan dengan mengisi formulir seputar tujuan pergi dan tempat menginap.

Map of Family Journey

Sebagai gambaran, Palestina itu dibagi 3 wilayah; A, B, dan C. Wilayah A merupakan daerah khusus warga Palestina. Wilayah ini meliputi Tepi Barat yang terdiri dari kota Jericho, Betlehem (tempat kelahiran Nabi Isa), Hebron (di sana ada masjid Nabi Ibrahim), Ramallah, serta Gaza. Wilayah B merupakan wilayah bersama sehingga memungkiankan orang Palestina dan orang Israel masuk ke wilayah ini. Salah satu kota di wilayah ini adalah Yerusalem. Sementara itu, wilayah C merupakan wilayah otoritas Israel, seperti Tel Aviv dan Haifa.

Meski peraturan menyatakan bahwa wilayah B adalah wilayah bersama, tapi pada kenyataannya, orang-orang dari wilayah A yang notabene adalah Bangsa Palestina tidak boleh masuk ke wilayah tersebut. Untuk memasuki wilayah B ini, warga Palestina biasanya harus mengganti kewarganegaraan demi mendapatkan pekerjaan di wilayah ini. Jadi, di wilayah B akan banyak kita temui orang muslim yang kewarganegaraan Israel. Yang memisahkan ketiga wilayah A, B, dan C adalah tembok setinggi 8 meter dan panjang 703 km yang disebut Palestine-Israel Barrier. Inilah yang membuat susah orang-orang Ramallah, Betlehem, atau Hebron untuk masuk ke Yerusalem.

Saat artikel ini naik, rombongan Cordova Family Journey sedang melakukan perjalanan ke bukit Zaitun, di sana ada check-point lagi. Namun demikian, pemeriksaan tidak dilakukan secara perorangan. Tentara Israel-lah yang masuk ke dalam bis untuk melakukan pengecekan. Di bukit Zaitun terdapat lahan pekuburan orang-orang Yahudi. Orang Yahudi memiliki kepercayaan bahwa barang siapa dikubur di tempat itu, mereka orang pertama yang masuk surga. Boleh dibilang, pekuburan di bukit Zaitun adalah kuburan VIP dengan harga 80 ribu dollar saja. Mereka berpikir bahwa Tuhan pertama kali datang di sana.

Ada satu hal yang menarik dari kota Yerusalem, adalah keberadaaan satu kompleks yang bernama Old City atau kota lama yang dibatasi oleh dinding tinggi. Ada 4 wilayah, yaitu Islam, Kristen, Yahudi, serta Armenia, yang kesemuanya memiliki pusat peribadatan di sini. Bagi orang Kristen, di sini ada gereja tempat kebangkitan Yesus. Di sini juga ada Mesjid Al-Aqsa, tempat yang sangat suci untuk umat Islam. Di kota ini juga ada tempat suci orang Yahudi yang bernama Tembok Ratapan. Dan terakhir, di Yerusalem juga terdapat wilayah untuk orang Armenia. Mereka sebenarnya adalah orang Kristen tapi memisahkan diri karena beranggapan sebagai orang yang pertama kali menduduki wilayah itu selama berabad-abad. Sehingga kota ini terkenal sebagai the city of three faith.