Makanan Khas Arab Saudi yang Wajib Dicoba

Saat menjalani Umrah atau Haji, kini banyak hotel di Arab Saudi yang menyediakan masakan Indonesia. Sehingga kita tidak perlu khawatir akan merindukan masakan khas dari Tanah Air. Namun, akan sangat disayangkan jika kita pergi ke Tanah Haram namun tidak mencoba makanan khasnya, yang ternyata rasanya tidak kalah loh dengan makanan Indonesia.

Tempat Belanja Murah di Tanah Suci

Ketika kembali dari ibadah Haji atau Umrah tentu kita tidak ingin pulang dengan tangan hampa. Perlu membeli sesuatu sebagai oleh-oleh untuk kerabat di rumah, bukan? Jamaah Haji dan Umrah asal Indonesia biasanya sudah berbelanja oleh-oleh terlebih dulu agar tidak repot untuk membawa banyak belanjaan saat selesai beribadah. Namun, tentu kurang afdol rasanya jika kita tidak membawa sama sekali buah tangan langsung dari sumbernya dengan tangan kita sendiri.

7 Destinasi Bersejarah dan Istimewa di Madinah

Apa yang terlintas di pikiran Kamu saat mendengar nama kota Madinah? Pasti yang pertama ada di pikiran Kamu adalah Masjid Nabawi. Namun, mungkin kamu bertanya-tanya ada apa sih di kota Madinah selain daripada Masjid Nabawi? Ternyata kota Madinah juga memiliki banyak tempat lain yang sayang untuk dilewatkan saat Kamu berkesempatan untuk berkunjung ke sana.

Pada hari Tarwiyah, tanggal 8 Dzulhijjah jamaah bergegas meningggalkan hotel di Makkah menuju Mina. Di tenda Mina smartHAJJ Cordova mempersiapkan segala sesuatunya jelang wukuf di Arafah keesokan harinya, seperti apa yang pernah dilaksanakan Rasulullah SAW pada tanggal 8 Zulhijjah tahun 10 Hijriah.

no images were found

Dokumentasi perjalanan smartHAJJ Cordova dari Madinah menuju Makkah untuk melaksanakan Umroh. Diawali dengan berpamitan kepada Baginda Rasul dilanjutkan dengan saling bermaafan antara sesama jamaah hingga prosesi Umroh itu sendiri. Seluruh rangkaian ibadah Umroh akhirnya selesai pada jam 2 dini hari waktu KSA. Semangat mabrur tampak begitu lekat di wajah para jamaah hingga tak tampak sedikitpun keletihan dalam raut mereka.

Masjidil Haram adalah masjid tertua di dunia. Masjid bertiang 589 buah dari marmer atau granit ini lebih tua 40 tahun dari Masjid Al-Aqsa di Yerussalem. Pembangunan masjid ini untuk pertama kalinya dibangun oleh Nabi Ibrahim AS bersama dengan putranya Ismail AS.

Pada saat ini pembangunan Masjidil Haram telah berlangsung sekitar dua tahun lalu. Pelataran Masjidil Haram terus diperluas. Akibatnya, sekitar lebih 1.000 gedung di sekitar Masjidil Haram dibongkar demi untuk pelayanan jamaah haji yang datang dari seluruh dunia. Pembangunan, penyempurnaan, dan perluasan Masjidil Haram adalah bagian dari sejarah dalam perjalanannya dari masa ke masa.

Pada awalnya, masjid yang memiliki 152 buah kubah ini sangat sederhana bentuknya. Bangunannya terdiri dari Ka’bah yang terletak di tengah-tengahnya. Kemudian ada sumur zamzam dan Maqam Ibrahim di sampingnya. Ketiga bangunan tersebut berada di tempat terbuka.

Pada masa awal perkembangan Islam sampai pada masa pemerintahan khalifah pertama Abu Bakar As-Shiddiq (543 M), bentuk bangunan Masjidil Haram juga masih sederhana. Masjid ini belum memiliki dinding sama sekali. Pada tahun 644 M, di masa Khalifah Umar bin Khattab (khalifah kedua), ia mulai membuat dinding masjid ini. Akan tetapi, dindingnya masih rendah, tidak sampai setinggi badan orang dewasa. Umar juga membeli tanah di sekitar Masjidil Haram untuk memperluas bangunan masjid guna menampung jamaah yang semakin hari semakin banyak.

Bangunan Masjidil Haram selalu diperluas dan diperindah dengan semakin banyaknya umat Islam yang berkunjung ke Baitullah dari masa ke masa. Khalifah Utsman bin Affan juga memperluas bangunan masjid tersebut pada masa pemerintahannya. Kemudian Abdullah Ibn al-Zubair (692 M) memasang atap di atas dinding yang telah dibangun. Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi (714 M) yang pernah berkuasa di Makkah, juga pernah melakukan penyempurnaan bangunan Masjidil Haram. Demikian pula pada masa Khalifah al-Mahdi (Khalifah Bani Abbasiyah) yang berkuasa pada tahun 885 M, dibuat deretan tiang yang mengelilingi Ka’bah yang ditutup dengan atap. Saat itu dibangun pula beberapa menara.

Pada pemerintahan Sultan Salim II dari Kekhalifahan Turki Utsmani yang dilanjutkan oleh putranya, Sultan Murad III, dilakukan beberapa kali perbaikan dan perluasan bangunan Masjidil Haram. Pada masa ini juga dibuat atap-atap kecil berbentuk kerucut. Bentuk dasar bangunan Masjidil Haram hasil renovasi Dinasti Utsmani inilah yang dapat dilihat sekarang ini.

Pada masa pemerintahan kerajaan Saudi Arabia yang bertindak sebagai Khadim al-Haramain (pelayan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) beberapa tahun lalu, juga dilakukan perbaikan, penyempurnaan, dan perluasan Masjidil Haram. Tempat Sa’i yang sebelumnya berada di luar masjid, kini dimasukkan ke dalam dan dilengkapi dengan jalur-jalur sa’i yang dilengkapi atap yang teduh.

Ka’bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi arah sholat bagi kaum muslim seluruh dunia, semakin tenggelam oleh berdirinya gedung-gedung tinggi yang berada di sekitarnya.

Bagi jamaah umrah dan haji pada tahun ini sampai tahun 2016 nanti, penyempurnaan masih terus berlanjut. Sehingga akan membuat sedikit keleluasaan dalam melakukan tawaf dan ibadah lainnya. Demikian juga dengan debu dan suara keras dari alat berat konstruksi bangunan. Sehingga bagi yang akan melaksanakan umrah ataupun ibadah di Masjidil Haram disarankan menggunakan masker. Selain itu, kebisingan dan crowded-nya lalulintas dari sekitaran Masjidil Haram menjadikan semua jemaah untuk bersabar.

Dampak yang lebih terasa oleh calon jemaah haji adalah turunnya keputusan dari Kerajaan Saudi Arabia untuk memangkas kuota haji sebanyak 20 persen. Sehingga diperkirakan sebanyak 42.000 calon jemaah haji asal Indonesia terancam gagal berangkat haji tahun ini.