Save Our Gaza

Entah sampai kapan nyawa di negeri para Nabi, Palestina itu akan bernilai. Harganya teramat murah dibanding sepasang sepatu para pemuka Arab yang tak terusik dengan gejolak yang terjadi. Tangisan para ibu yang bayinya gugur dihantam roket, hanyalah sebuah drama klasik, -yang menurutnya- akan terus berulang, dan berharap mereka yang gugur masuk ke dalam surga-Nya. Jeritan anak-anak ketika di bom-bardir oleh persenjataan canggih Israel, tak mampu menggerakkan rasa untuk berbuat ditengah kuasa minyak yang berlimpah. Ruang-ruang seminar dunia Arab hanya menjadi ruang diskusi pencitraan dunia internasional, bahwa mereka peduli dengan nasib Palestina. Agar dunia menyaksikan bahwa mereka bersatu untuk mendamaikan konflik panjang Palestina-Israel. Negara tak ber tanah air (Israel) itu sesungguhnya hanya secuil dari negeri Arab yang sangat luas, namun gurita Arab tak mampu melenyapkan Israel dari peta Timur Tengah.

Yah, pastinya kita tidak bisa berharap banyak pada dunia Arab untuk keselamatan Palestina. Seperti hilangnya harap pada Barrack ‘Husen’ Obama, sebagai orang no 1 negara Adidaya. Tak peduli masyarakat dunia mengecam tindakan brutal Israel, Obama ‘keukeuh’ memeluk erat kekasihnya untuk terus mendukung agresi itu. Entah ada apa dengan dunia Arab yang selalu ‘silent’ dengan peristiwa yang terjadi di Jalur Gaza, mereka hanya cukup dengan mengecam dan mengutuk, bereaksi tanpa aksi. Mungkin karena kepentingan mereka dengan Negeri Paman Sam, membuat langkah strategis politik terhadap Palestina menjadi ‘lembek’.

Rasanya tanpa khilafah Islamiyyah, atau Daulah yang terpusat pada satu pimpinan Islam dunia, sulit untuk menghentikan airmata bangsa Palestina. Teramat rumit untuk mencegah terjadinya perdamaian di Timur Tengah, keruntuhan Turki Utsmani menjadi gerbang musuh Islam untuk menghancurkan dunia Islam. Belum lagi dengan senyum hipokrit para pemimpin Arab yang apriori terhadap mujahidin Islam di belahan Bumi. Mereka akan terus mengencangkan jemari untuk kepentingan politik negerinya sendiri, sembunyi pada zona aman yang terpayungi oleh negeri polisi dunia, AS beserta sekutunya. Entah sampai kapan dunia mengutuk aksi brutal zionis itu, sebuah harapan yang –sejatinya- akan segera melenyapkan bangsa Yahudi dari Bumi ini.

Secara subjektif, –saya- hanya berharap, semoga Bangsa Yahudi segera bersatu dalam satu teritorial. Sehingga –ketika bersatu dalam satu tempat-, mudah untuk menghancurkan bangsa tersombong di muka Bumi ini. Pun demikian dengan catatan sejarah, Islam menjelaskan dengan lugas bahwa suatu saat Bangsa Yahudi akan berkumpul pada satu tempat, maka saat itulah mereka akan dihancurkan dengan sangat tragis. Mereka pun meyakini hal itu, namun ironi-nya mereka malah berbondong membangun ribuan tempat tinggal, untuk menciptakan Negara Israel Raya. Sepertinya mereka mempersiapkan kuburannya sendiri di tanah jajahannya.

Bersabarlah duhai Bangsa Palestina, airmata dan pengorbananmu adalah perjuangan yang termat mulia guna menghancurkan bangsa laknat dari muka Bumi ini. We will not go down!

Related Post

Cinta Sederhana

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *