Pyramid Giza, Misteri Tak Berujung

Pyramid Giza, Misteri Tak Berujung

BANYAK orang mengira bahwa pyramid di Mesir hanya tiga, seperti yang terdapat di Giza. Padahal, tidak kurang dari 97 pyramid, ada di seluruh Mesir, hanya bentuknya saja yang lebih kecil ketimbang 3 pyramid Giza. Sebagian pyramid itu terdapat di padang pasir Saqqara (25 km dari Kairo), yang merupakan pyramid tertua di Mesir. Pyramid ini dibangun oleh Raja Zoser. Sedangkan lainnya terdapat di kawasan Wastha, 90 km selatan Kairo.

Pyramid-pyramid Mesir dibangun terutama pada masa-masa pemerintahan firaun-firaun yang berkuasa pada tahun 2635-1780 SM. Zaman ini dikenal dengan sebutan the age of the pyramids. Raja-raja pada masa ini dimakamkan di pyramid. Sebelumnya, raja-raja dimakamkan dalam mastaba, suatu bangunan berbentuk persegi panjang dan rata. Adalah Imhotep, arsitek pada masa pemerintahan Firaun Zoser, yang membuat pyramid pertama kali. Namun, yang ia buat bukanlah pyramid seperti yang terdapat di Giza, melainkan bangunan yang terdiri dari beberapa lapisan mastaba, yang makin ke atas makin mengecil ukurannya. Latar belakang Imhotep membuat bangunan speerti ini adalah karena bangunan sepreti ini menggambarkan tangga untuk mengantarkan raja yang meninggal menuju surga. Piramid yang dibangun Imhotep untuk Raja Zoser dikenal sebagai sebutan Step Piramid, di daerah Saqqara.

Selain pemakaman raja dan keluarganya, dalam pyramid tersimpan juga berbagai kekayaan sebagai bekal kehidupan di alam baka. Bentuk bangunan rumah masyarakat Mesir Kuno yang hanya terbuat dari tanah liat, dan bangunan makam seperti pyarmid yang terbuat dari batu, seolah mengingatkan kita untuk sampai pada kesimpulan bahwa kebudayaan Mesir kuno berpusat pada upaya mengatasi kematian. Belum lagi kalau kita hubungkan dengan mumi sebagai upaya pengawetan mayat dari berbagai pengaruh alam. Jadi, menurut mereka, rumah boleh rubuh, tetapi makam dan jasad harus tetap utuh dan bertahan sepanjang masa.

Piramid terbesar dibangun oleh Raja Firaun Khufu, raja ketiga dinasti IV pada tahun 2690 SM di atas tanah seluas 13 acre, di daerah yang sekarang disebut Giza. Tingginya 146 meter (kini tinggal 136 akibat erosi pada bagian atsnya). Jumlah batuan sekitar 2,5 juta meter3. Tentang jumlah pekerjanya, Wieslaw Kozinki, seorang arsitek Polandia, meyakini bahwa setidaknya tedapat rata-rata 25 orang untuk mengangkut sepotong batu seberat 1 hingga 1,5 ton. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat 8-12 orang yang menarik sebuah batu berukuran 2,5 ton. Petrie, seorang Egyptolog terkemuka membenarkan apa yang ditulis Herodotus, ahli sejarah Yunani mengenai adanya 100 ribu pekerja dalam pembangunan pyramid. Kebanyakan mereka penduduk perkampungan yang ingin bekerja pada proyek pembnagunan pyramid, ketika terjadi banjir tahunan sungai Nil, dimana mereka tidak dapat bekerja di sawah dan tanah pertanian mereka.

Dua pyramid lain, masing-masing Khafre atau Chevren, dan Mycerinos. Pyramid Khafre dibangun oleh Raja Khafre, putra raja Cheops, pada tahun 2650 SM, dengan tinggi 136 meter, panjang masing-masing sisinya adalah 214 meter, dan jumlah batunya adalah 2,2 juta meter3. Satu lagi, pyramid Menkaure (Mycerinos) dibangun oleh Menkaure, putra raja Khafre pada tahun 2600 SM, dengan tinggi 104 meter dan panjang masing-masing sisinya 62 meter.

Pyramid Giza menunjukkan kemajuan dan kebesaran peradaban Mesir Kuno yang oleh Herodotus dalam bukunya History, disebut sebagai satu-satunya tujuh keajaiban dunia (seven Wonders of the ancient world), yang masih ada saat ini. Kekokohan dan ketegaran bangunan itu dimungkinkan oleh iklim Mesir yang kering.

* * *
HINGGA kini, belum ada penafsiran yang pasti tentang hakekat pyramid. Ada yang berpendapat sebagai pemakaman raja-raja Mesir Kuno, beserta hartanya sebagai bekal di alam yang abadi. Ada juga yang menganggap sebagai tempat penyimpanan gandum di masa Nabi Yusuf as. Sebagaimana Aristoteles juga pernah berpendapat bahwa pyramid adalah simbol kekuatan raja-raja Firaun.
Berbagai spekulasi juga muncul seputar misteri yang dikandung oleh pyramid Giza. “Hingga kini, keinginan mengungkap rahasia pyramid, masih menggoda benak para peneliti”, ujar Dr.Zahi Hawass, kepala pusat arkeologi dan kepurbakalaan Mesir, seperti dikutip mingguan Al Ahram Weekly. Sejumlah upaya dilakukan oleh berbagai kelompok peneliti mancanegara. Tahun 1977, Stanford Research Institute Pyramid (SRIP), sebuah lembaga peneliti Eropa meyakini keberadaan ruangan khusus persis di bawah Sphynx. Lalu, Permanent Committee of the Supreme Council of Antiquities (PCSCA), lembaga dunia untuk bidang kepurbakalaan, mempersilahkan mereka membongkar ruas kanan bawah sphynx.”Akan tetapi, mereka tidak menemukan apa-apa”, ujar Dr. Zahi Hawass.

Pada tahun 1986, para peneliti Perancis juga datang untuk membongkar tembok barat ruangan kamar Ratu. Mereka juga mendapat restu dari PCSCA. Di Paris, koran-koran setempat memuat berita itu dengan judul besar-besar. “Kami satu-satunya tim yang mampu membongkar pyramid”. Kesimpulan mereka, ada terowongan yang belum tersingkap di dalam kamar ratu. Akan tetapi, Zahi melihat bukti-bukti sandaran kesimpulan mereka itu lemah. Lalu, ia bersama para peneliti Mesir lainnya berniat membuktikan kebenaran temuan mereka. “Hasilnya tetap nihil”, kata dia lagi.

Serombongan peneliti dari Florida State University, Amerika Serikat juga minta izin membongkar ruangan bawah tanah dekat Sphynx, dan sebelah timur Pyramid Khufu pada tahun 1996. Seperti halnya para peneliti Prancis, mereka juga menduga, kedua bangunan itu dihubungkan oleh sebuah terowongan. “Saya tetap tidak yakin terowongan itu ada”, kata Hawass lagi. Dan lagi-lagi, kerja para peneliti itu tetap nihil. Belakangan, sebuah ruangan dekat kamar ratu malah ditemukan oleh para peneliti muda Mesir. “Mereka malah bukan orang-orang ahli pyramid”, kata Hawass.

Pertengahan September 2002 lalu, para peneliti dari National Geographic, sebuah lembaga riset Amerika, menggunakan robot yang dibuat dengan menghabiskan dana 300 ribu U$D, untuk menelusuri lorong di bawah Pyramid Khufu. Lagi-lagi, penelitian ini buntu. Robot hanya mampu berjalan sepanjang 45 cm, hingga akhirya terhenti karena terhalang sebuah pintu rahasia. Hingga kini, pyramid Giza masih tetap misteri.

Related Post

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *