Growing With Love

Tiada logika yang menerka
Tak ada cerita yang mendusta
Garis hiduplah yang mencipta
Bahwa cinta lahir tuk berjumpa
Bersama sosok yang penuh rasa
Bersama sosok yang penuh cinta

Yaa Abuyal Mahbuub

Hampir setiap hari kami menyaksikan, bagaimana geliat rasa yang berlabuh dari sosok Bapak kami.

Setiap musim haji tiba, ia terkadang menjadi sosok yang benar-benar misterius.
Sulit tuk diterka, terlebih menampung asa yang bergejolak dalam pikirannya.
Meletup-letup, fluktuatif bahkan cenderung memuncak saat menyaksikan
Lengahnya kami dalam melayani para jemaah haji dan umrahyang teramat ia cintai.

Tak peduli berapa hari ia tak pejamkan mata di gelap malam, berhari-hari tak bersama keluarga, dan berhari-hari menenangkan rasa cemas yang menggurita di setiap gerak yang terlakoni.

Mata yang sayu karena sulit merasakan lentangan tubuh dalam mimpi indah, menjadi aktifitas kesehariannya.

Bagi banyak orang, mungkin suatu yang berlebihan, tetapi baginya, berpikir dan bekerja hingga ‘mengorbankan’ diri dan ‘keharmonisan’ rasa belum seberapa untuk menciptakan tujuan mulia para jemaahnya agar khusyuk, syahdu, bahagia dan mudah meraih haji yang mabrur.

Yaa Abunal Mahbuub…

Setiap tatapan, langkah dan gerak tubuhnya, mencerminkan ia orang yang tak mudah puas terhadap kinerja serta buah pikir yang terlalu flat. Datar, mendayu tak ber-irama bukan ritme yang ia tanamkan pada diri kami semua, terlebih ketika akan menghantarkan jemaah ke Baitullah.

Setiap malam, dimana kami memulaskan rasa kantuk, justru ia kerap merangkai ide yang tiada batas. Merelakan raganya ‘tertusuk’ angin malam, batinnya teriris kesendirian, dan senyumnya terpendam keresahan. Gelisah jika kami tidak bisa memberikan pelayanan sebaik mungkin. Karena baginya, pelayanan tahun ini harus jauh melebihi tahun yang telah terpijak, begitu seterusnya.

Totalitas, integritas dan dedikasinya terhadap jemaah, tidak akan mungkin terlampaui oleh kami, sekalipun jika semua team digabungkan menghadapi beliau, karena memang Cordova adalah-nya, Cordova adalah jiwa-nya, Cordova adalah kita.

Suatu ketika dalam pembaringan, dengan suara parau dan rasa sakitnya, ia tak henti menuturkan kata ‘jemaah’ seraya berpesan ‘titip jemaah, layani mereka dengan maksimal dan rasa tulus…

Kami tahu ia tak berdaya menahan rasa, ia tak kuasa menimbang rasa, namun baginya mencintai adalah segalanya. Cinta terhadap jiwa-jiwa yang berada disekelilingnya.
Kami hanya berkaca dengan batin penuh harap, semoga pengorbanannya menjadi suatu yang sangat berharga yang meliputi keberkahan sepanjang masa. Semoga setiap rasa lelah dan sakitnya segera diangkat dengan kesehatan yang sempurna…

We know, u never Give up!
Milad Mubarak
We Love u!
#120714

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *