Rasulullah ﷺ dan Musuh Besarnya

Abdullah bin Ubay bin Salul

Satu waktu ketika Islam semakin kuat di Madinah, kaum Yahudi sudah diusir karena perbuatannya yang melampaui batas dalam menghancurkan ketentraman dan kedamaian masyarakat Madinah. Akan tetapi, keadaan Madinah belum sepenuhnya aman akibat ulah Abdullah bin Ubay bin Salul, pemimpin orang-orang munafik yang senantiasa menggunting dalam lipatan. Beberapa saat kemudian dikabarkan bahwa Abdullah bin Ubay sakit keras.

Mukjizat Suara Nabi Muhammad

Mukjizat Nabi Muhammad

Banyak di antara mukjizat Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa salaam yang seringkali ditunjukkan kepada para sahabat. Salah satunya adalah mukjizat Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa salaam yang memiliki suara yang merdu sekali, sehingga nyaman dan indah didengar oleh telinga. Seperti halnya penuturan Anas Rodiallohu ‘anhu dalam sebuah riwayatnya, Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa salaam bersabda, “Bahwa Allah tidak mengutus seorang Nabi melainkan bermuka tampan dan bersuara merdu. Sedangkan Nabimu adalah yang terbagus raut mukanya dan merdu suaranya.” (HR. At-Tirmidzi).

Rindu Rasul

Semoga (Bukan) Rindu Utopis
Kemana pun kaki ini melangkah, ke negeri belahan Bumi mana pun jasad ini mengapung, desahan cinta yang merindu tetap tertuju hanya padamu Ya Habiballah. Maafkan, kendati rindu dan cintaku itu selalu saja baru sekedar “di-ingatkan” oleh momentum kalender merah dan intermezo-intermezo peringatan Maulid Nabi. Rindu yang Utopis, cinta yang ‘masih’ harus digubris oleh notifikasi berbentuk materi. Duuh, maafkan kami Duhai Rasul.

The Dream of Every Servant

Suatu hari seorang bocah dibawa serta Ibunya menemui Rasulullah. Ia ingin menawarkan anaknya untuk menjadi pembantu Rasulullah seraya memohon do’a untuk anaknya itu. Rasulullah menerima dan mendoakannya, “Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya, panjangkanlah umurnya dan ampunilah dosanya”. Betapa bahagianya Sang Ibu mendengar do’a yang dipanjatkan untuk anaknya. Kala itu usia sang anak baru 10 tahun. Siapakah gerangan anak tersebut? Dialah, Anas bin Malik.

Face Spots On Judgement Day

Suatu ketika ada seorang pengemis dari kalangan Anshar datang meminta-minta kepada Rasulullah SAW. Lalu beliau bertanya kepada pengemis tersebut, “Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu?” Pengemis itu menjawab, “Tentu, saya mempunyai pakaian yang biasa saya pakai sehari-hari dan sebuah cangkir.” Rasul langsung berkata, “Ambil dan serahkan ke saya!” Lalu pengemis itu menyerahkannya kepada Rasulullah,

Rasulullah dan Tukang Batu

Suatu hari Rasulullah baru saja tiba dari Perang Tabuk. Sebuah peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur. Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

Menebar Benci, Menuai Cinta

Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah hendak membunuh Nabi Muhammad SAW. Segala sesuatu telah ia persiapkan secara matang, sebilah pedang tajam sudah disandangnya, dan ia pun masuk ke kota suci Madinah tempat Rasulullah bermukim. Dengan semangat meluap-luap ia mendatangi majelis Rasulullah, untuk melaksanakan niatnya. Umar bin Khattab yang melihat gelagat buruk itu, langsung menghadang Tsumamah. Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?”

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir Bulan Suci Ramadhan. Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah SAW. Beliau berdiri shalat, mereka juga shalat, beliau menengadahkan tangannya untuk berdoa dan para sahabat pun juga serempak mengamininya. Saat itu langit mendung tak berbintang. Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid. Dalam riwayat tersebut, malam itu adalah malam ke-27 dari bulan suci Ramadhan. Di saat Rasulullah SAW dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan.