Before The Last Arafah

“Bekerjalah untuk dunia-mu, seolah-olah kau akan hidup selamanya. Dan berbuatlah untuk akhirat-mu, seolah-olah kau akan meninggal esok hari”, demikian pesan Nubuwah yang kerap menjadi motivasi setiap kita untuk selalu melakukan yang terbaik dalam setiap hal. Sebelum segalanya berakhir, maka tanamkan niat dalam jiwa, bahwa kesungguh-sungguhan lah yang akan membuahkan hasil yang sungguh-sungguh juga. Jika perjalanan haji tahun ini, kita jadikan seolah perjalanan akhir kita menuju Arafah, maka segala daya upaya akan menjadi prioritas utama dalam setiap langkah. Haji adalah Arafah, hadist shahih riwayat Ibnu Hibban itu sangat jelas menunjukan bahwa puncak ibadah haji sesungguhnya berada saat di Arafah. Semua aspek ‘Legalitas’ haji bermuara di sebuah padang nan luas. Seluruh jemaah berkumpul dengan kesatuan rasa dan kesamaan warna. Membentuk suatu lingkaran harmony diantara keragaman watak dan jiwa.

Demikian lah hari Arafah yang mampu menggetarkan bumi dan langit. Getaran dahsyat bergemuruh turut mengantarkan pujian ALLAH dihadapan malaikat atas hamba-hamba-Nya yang sedang wukuf di tanah Arafah. Hari Arafah, begitu banyak moment peng ’zero’an diri. Pembakaran dosa dan penghambaan jiwa menjadi rangkaian penggenap di hari Arafah. Air mata jutaan manusia membasahi setiap celah pungkahan tanah Arafah sebagai saksi ketakberdayaan. Simbol tauhid yang hanya meng-satu kan ALLAH semarak bergema di langit tak beratap. Langsung berada di hadapan-Nya, tak ada batas, tak ada sekat, tak ada jarak kita dengan-Nya.

Subhanallah…Demikianlah dahsyatnya hari Arafah, sehingga jutaan manusia rela berjubel menahan rasa panas, lesu dan kusut nampak kerutan di wajahnya, tanpa harus bermandi sabun yang serba harum. Namun disisi ALLAH, mereka adalah manusia pilihan yang memancarkan cahaya dari sinar raut wajahnya yang semerbak mengharumkan jagad raya.

Arafah, hari dan tempat yang sangat dinanti jutaan calon jemaah haji seluruh dunia. Tidak terkecuali bagi smartHAJJ Cordova 1432 H. Tak terasa, waktu yang dinanti kian mendekat mengharap sebuah preparation matang dalam merangkai perjalanan suci. Segala persiapan baik fisik maupun psikis sudah harus diperhatikan oleh setiap jemaah. Perjuangan medan haji tidak mudah, tetapi juga jangan terlalu dibuat cemas dan khawatir menghadapinya. Rileks dan tetap berkoordinasi dengan hajjguard Cordova yang setiap saat siap memberikan pelayanan eksklusif. Momentum hari-hari menjelang keberadaan kita di Arafah sangat layak dijadikan ajang persiapan jemaah untuk menggali kekuatan fisik dan psikis. Terutama dalam mengkristalkan aspek religius setiap calon jemaah haji.

Before The Last Arafah adalah kesempatan untuk lebih mematangkan diri dalam menggapai kemabruran haji. Karena sikap dan karakter tak mungkin bisa diciptakan secara instant. Oleh karenanya, jangan biarkan waktu berjalan cepat tanpa arah dan sesuatu yang tak bermakna. Semakin mendekati hari Arafah, semakin jadi persiapan ibadah khusyuk kita mengalami peningkatan. Ikhlas dan sabar menerima sesuatu yang tak sesuai hati, karena saat tiba di Baitullah banyak hal yang tak diharapkan sering terjadi begitu saja. Entah masalah antrian imigrasi, makanan yang tak cocok dan seribu satu masalah lainnya yang siap mempertaruhkan pahala haji kita.

Related Post

Cinta Sederhana

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *